skip to main |
skip to sidebar
Kata orang-orang, bila cinta sudah melekat tai kucing pun terasa coklat. Bagi para pelakunya, agaknya cinta adalah alasan sahih noemoer wachid
atas segala perbuatan mereka. Atas, mungkin, keputusannya untuk
menjalin hubungan dengan pasangan orang lain. Atau menjalin hubungan
dengan keluarga sendiri, entah kakak, adik, sep...upu, ipar, keponakan.
Atau bentuk-bentuk "cinta ajaib" lainnya.
Terlanjur cinta, jadi mau gimana lagi.” Atau “kamu sih nggak pernah
ngerasain begini” jadi pembenaran atas keputusan “cinta nan ajaib” ini.
Aku
kurang paham urusan cinta-cintaan begini. Tapi kurasa, cinta itu
sesuatu yg indah dan baik adanya jika memberikan buah kebaikan tidak
hanya bagi diri sendiri namun juga bagi orang l...ain di sekitarnya.
Seorang teman pernah berkata bahwa cukup diperlukan 1 orang waras saja
(dari 2 pelakunya) untuk menghindari terjadinya cinta tai kucing macam
ini. Kalau sekarang cinta tai kucing ini makin marak terjadi,
barangkali jumlah orang waras makin menyusut?
Entahlah…
Kata orang cinta itu bisa bikin tai kucing jadi rasa coklat, bisa bikin
preman yang garang jadi little puppy, bisa bikin sapi jadi monyet
*lebay dah… ~___~*
Bikin
kita jadi orang lain. Tapi benarkah bikin kita gak jadi diri kita
sebenarnya? Atau mungkin malah itu diri kita sebenarnya? Diri kita
sebenarnya ketika kita lagi jatuh cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar