Kata orang-orang, bila cinta sudah melekat tai kucing pun terasa coklat. Bagi para pelakunya, agaknya cinta adalah alasan sahih noemoer wachid atas segala perbuatan mereka. Atas, mungkin, keputusannya untuk menjalin hubungan dengan pasangan orang lain. Atau menjalin hubungan dengan keluarga sendiri, entah kakak, adik, sep...upu, ipar, keponakan. Atau bentuk-bentuk "cinta ajaib" lainnya.
Terlanjur cinta, jadi mau gimana lagi.” Atau “kamu sih nggak pernah ngerasain begini” jadi pembenaran atas keputusan “cinta nan ajaib” ini. Aku kurang paham urusan cinta-cintaan begini. Tapi kurasa, cinta itu sesuatu yg indah dan baik adanya jika memberikan buah kebaikan tidak hanya bagi diri sendiri namun juga bagi orang l...ain di sekitarnya. Seorang teman pernah berkata bahwa cukup diperlukan 1 orang waras saja (dari 2 pelakunya) untuk menghindari terjadinya cinta tai kucing macam ini. Kalau sekarang cinta tai kucing ini makin marak terjadi, barangkali jumlah orang waras makin menyusut? Entahlah…
Kata orang cinta itu bisa bikin tai kucing jadi rasa coklat, bisa bikin preman yang garang jadi little puppy, bisa bikin sapi jadi monyet *lebay dah… ~___~* Bikin kita jadi orang lain. Tapi benarkah bikin kita gak jadi diri kita sebenarnya? Atau mungkin malah itu diri kita sebenarnya? Diri kita sebenarnya ketika kita lagi jatuh cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar